KUTAI KARTANEGARA — Pemerintah Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara, menunjukkan terobosan berani dengan menyulap lahan bekas tambang menjadi destinasi wisata unggulan yang dikelola secara mandiri. Danau Kumbara, nama kawasan seluas 4 hektare itu, kini menjadi kebanggaan desa dan contoh nyata pengelolaan potensi lokal berbasis kemandirian.
Tidak seperti kebanyakan objek wisata yang dikelola swasta, Danau Kumbara dikembangkan sepenuhnya oleh masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pendekatan ini dinilai sebagai model ekonomi desa berkelanjutan yang memberikan manfaat langsung kepada warga.
“Sejauh yang saya tahu, hanya kami yang mengelola danau langsung melalui BUMDes. Ini bisa menjadi contoh bagaimana desa mengelola potensi lokal dengan baik,” ujar Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto.
Transformasi kawasan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. Berbagai fasilitas disiapkan untuk memberikan pengalaman wisata yang lengkap, mulai dari aula berkapasitas 200 orang, gazebo, toilet umum, kolam renang anak, hingga wahana air seperti perahu bebek dan perahu fiber.
Harga tiket pun dirancang agar inklusif dan terjangkau. Pengunjung dewasa dikenai tarif Rp5.000, sementara anak-anak masuk gratis. Fasilitas seperti gazebo juga dapat digunakan tanpa biaya tambahan bagi pengunjung yang datang lebih awal.
Plt Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kukar, Awang Ivan Ahmad, menilai kehadiran Danau Kumbara sebagai langkah strategis dalam pengembangan pariwisata desa. “BUMDes sebagai pengelola pariwisata membuka ruang besar bagi kemandirian ekonomi desa. Kami siap bantu promosi, terutama lewat media sosial,” katanya.
Lebih dari sekadar ruang wisata, Danau Kumbara juga menjadi pusat ekonomi mikro. Lapak-lapak UMKM tumbuh di sekitar danau, menjajakan makanan, minuman, hingga produk kerajinan lokal yang mendukung pendapatan warga.(adv)
