Mahakam Ulu — Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Mahakam Ulu terus menguatkan langkah pencegahan keselamatan transportasi, khususnya pada jalur rawan bencana. Upaya tersebut telah dilakukan melalui kerja bakti rutin yang kini dipusatkan pada titik-titik rawan longsor dan banjir. Langkah ini menjadi bentuk mitigasi dini agar transportasi darat maupun sungai tetap dapat digunakan secara aman oleh masyarakat.
Kondisi geografis Mahakam Ulu, yang didominasi kawasan perbukitan dan jalur sungai besar, membuat ancaman banjir dan longsor menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas transportasi masyarakat. Kerentanan tersebut mendorong Dishub memperluas ruang kerja bakti yang sebelumnya banyak berfokus pada dermaga dan fasilitas sungai, kini merambah ke jalur tebing, daerah berlereng, dan lokasi dengan kontur tanah labil.
Kepala Dinas Perhubungan Mahakam Ulu, Fransiskus Xaverius Lawing, menjelaskan bahwa penanganan titik rawan bencana telah menjadi perhatian serius. Ia menegaskan, daerah yang memiliki potensi longsor dan banjir kini masuk daftar prioritas yang harus ditangani secara berkala.
“Kerja bakti kami fokuskan bukan hanya di dermaga dan jalur sungai, tetapi juga di titik-titik yang sering terjadi longsor dan banjir. Ada beberapa lokasi yang kami anggap krusial dan membutuhkan perhatian lebih,” ujar Fransiskus.
Pada area sungai, kegiatan yang telah dilaksanakan tidak hanya terbatas pada pembersihan, tetapi juga perbaikan konstruksi pendukung. Dermaga-dermaga yang mengalami kerusakan telah dicat ulang, diperkuat, serta ditambahkan sarana keselamatan, seperti life jacket, ring buoy, dan pamflet keselamatan sebagai edukasi bagi masyarakat pengguna transportasi air. Pendekatan tersebut tidak hanya berfungsi menambah aspek visual, tetapi juga meningkatkan standar keamanan bagi warga yang beraktivitas di jalur sungai.
Meski begitu, fokus terbesar Dishub saat ini diarahkan pada lokasi yang dianggap paling rentan terhadap bencana alam. Kerja bakti dilakukan dengan membersihkan saluran air, memperbaiki jalur yang tertutup material, serta menyingkirkan tumpukan tanah atau batu yang berpotensi longsor, terutama ketika hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Kami turun langsung membersihkan saluran, menyingkirkan material yang berpotensi memicu longsor, serta memastikan tidak ada hambatan yang memperparah risiko banjir. Titik-titik seperti jalur tebing, kawasan dekat aliran sungai besar, dan daerah dengan kontur tanah labil menjadi prioritas,” jelasnya.
Pada jalur darat, kegiatan tersebut mencakup penataan bahu jalan, pembersihan area tepi jalan, dan pengecekan rambu-rambu keselamatan di lokasi yang pernah mengalami bencana sebelumnya. Dishub juga memastikan bahwa jalur transportasi yang dilewati masyarakat tetap dapat digunakan tanpa mengancam keselamatan.
Fransiskus menegaskan bahwa program ini tidak hanya sebatas pemeliharaan fasilitas, tetapi menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana yang harus dilakukan secara sistematis.
“Kami ingin memastikan sebelum musim cuaca ekstrem datang, seluruh titik rawan sudah diantisipasi. Keselamatan masyarakat adalah hal yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Melalui fokus kerja bakti tersebut, Dishub Mahakam Ulu berharap potensi gangguan transportasi akibat bencana alam dapat ditekan, sekaligus menciptakan jalur transportasi yang lebih siap menghadapi risiko di wilayah yang rawan dengan curah hujan tinggi.

