Samarinda – Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Angela Idang Belawan menegaskan bahwa Pemkab Mahulu berkomitmen penuh mendukung konservasi Badak Kalimantan yang kini hanya tersisa satu individu dan berasal dari wilayah Mahulu. Hal itu disampaikan Angela saat menggelar audiensi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur di Hotel Puri Senyiur, Samarinda, Senin (17/11/2025).
“Komitmen kita pastinya mendukung penuh konservasi tersebut. Badak kita yang hanya satu-satunya di Mahulu bisa berkembang biak, sehingga nanti bisa kembali ke Mahulu dan menjadi eikon Mahulu,” ujar Angela.
Angela menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat sangat krusial agar proses penangkaran berjalan lancar. Ia juga menekankan bahwa tujuan penangkaran bukan untuk memindahkan satwa secara permanen, melainkan mengembalikannya ke habitat asal.
“Masyarakat harus memahami bahwa penangkaran ini bukan untuk diambil saja, tetapi akan dikembalikan lagi ke Mahulu. Anak cucu kita harus mengenal bahwa Badak Mahulu atau Badak Kalimantan itu ada,” tegasnya.
Bupati Angela juga mendorong BKSDA untuk memperluas edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga satwa dilindungi. Ia bahkan mengaku terkejut mengetahui keberadaan badak di Mahulu.
“Jujur saya tidak menyangka karena saya tidak pernah berpikir ada badak di Mahulu. Setahu saya hanya macan dahan dan beruang madu, tetapi ternyata ada badak,” ungkapnya.
Sebagai pesan kepada masyarakat, Angela mengajak warga Mahulu menjaga kelestarian hutan dan satwa yang hidup di dalamnya. Ia juga menekankan perlunya dukungan pusat dan provinsi dalam pendampingan teknis penangkaran.
“Kita harus mempelajari banyak hal tentang bagaimana cara berkembang biak badak itu sendiri, sehingga saat kembali nanti kita bisa mengelola penangkaran kita sendiri,” ucapnya.
Dalam audiensi tersebut, Angela turut didampingi Sekda Mahulu Stephanus Madang. Pertemuan itu difokuskan pada pembahasan rencana konservasi Badak Kalimantan bersama Kepala BKSDA Kaltim, Matheas Ari Wibawanto.
Matheas menjelaskan bahwa ada tiga program prioritas yang ingin dikolaborasikan BKSDA dengan Pemkab Mahulu: konservasi Badak Kalimantan, pendampingan pengelolaan Tahura Medang, serta pelestarian flora dan fauna dilindungi di Mahulu.
“Pertemuan hari ini khusus membahas konservasi Badak Kalimantan,” ujar Matheas.
BKSDA berencana menyusun SK Penyelamatan Badak Kalimantan yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Menurut Matheas, penguatan kolaborasi dan penyadaran masyarakat menjadi kunci menangani isu konservasi dan konflik satwa di Mahulu.
Audiensi turut dihadiri jajaran BKSDA Kaltim, termasuk Kepala Resort Suaka Badak Kelian Jono Adi Putro, Kepala Seksi Wilayah 2 Tenggarong Suriawati Halim, serta Penyuluh Kehutanan Frika Purnamasari.

