Bupati Mahulu Tegaskan Pembangunan Harus Berpijak pada Budaya

Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Angela Idang Belawan, menegaskan bahwa pembangunan daerah tidak bisa hanya diukur dari percepatan fisik, tetapi harus berakar pada nilai-nilai budaya dan moralitas lokal. Salah satu upaya penting yang tengah dijalankan Pemkab Mahulu adalah pelestarian Budaya Hudoq Pekayang, tradisi unik masyarakat Dayak yang menjadi identitas budaya Kabupaten Mahulu.

“Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu akan terus berkomitmen menjadikan kebudayaan sebagai infrastruktur moral pembangunan, sebab kemajuan tanpa akar budaya hanyalah pembangunan tanpa jiwa,” tegas Bupati Angela.

Hudoq Pekayang merupakan ritual adat tahunan yang dilaksanakan sebagai ungkapan syukur masyarakat Dayak atas keberhasilan panen dan kesejahteraan komunitas. Dalam prosesi ini, para peserta mengenakan topeng Hudoq dan kostum tradisional yang melambangkan roh leluhur serta kekuatan alam. Budaya ini tidak hanya sarana spiritual, tetapi juga mengajarkan nilai kerja sama, gotong royong, dan penghormatan terhadap alam.

Bupati Angela menekankan bahwa visi Mahulu Melaju tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan karakter dan identitas daerah yang berpijak pada nilai budaya. Ia mengajak generasi muda untuk aktif dalam pelestarian Hudoq Pekayang.

“Budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi fondasi bagi masa depan. Generasi muda harus memahami, mempelajari, dan melestarikan tradisi ini agar nilai kearifan lokal tetap hidup dan menjadi identitas yang membanggakan,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya integrasi antara pelestarian budaya dan pembangunan modern. “Pelestarian budaya dan pembangunan karakter harus berjalan beriringan. Dengan demikian, Mahulu Melaju tidak hanya diukur dari pembangunan infrastruktur, tetapi juga kualitas manusia, integritas, dan jati diri masyarakatnya,” ujar Angela.

Pemkab Mahulu menekankan bahwa Hudoq Pekayang bukan hanya ritual, tetapi juga sarana pendidikan bagi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan, solidaritas komunitas, dan penghormatan terhadap adat istiadat. Melalui ritual ini, masyarakat diajak menyadari bahwa pembangunan ekonomi dan sosial harus selaras dengan kelestarian budaya dan alam.

Selain itu, Bupati Angela mendorong semua sektor pemerintah dan masyarakat untuk mendukung pelestarian Hudoq Pekayang dengan cara mencatat, mendokumentasikan, dan menyosialisasikan nilai-nilai ritual ini. Hal ini dianggap penting agar budaya ini tidak punah di tengah arus modernisasi dan perkembangan teknologi.

“Setiap program pembangunan harus berpijak pada identitas lokal. Dengan menjaga budaya, kita membangun karakter masyarakat yang berbudaya, cerdas, dan berdaya saing,” tutup Bupati Angela.

Dengan komitmen ini, Pemkab Mahulu berharap Hudoq Pekayang dapat terus hidup, menjadi simbol moral dan spiritual, sekaligus sumber inspirasi bagi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Mahulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *