MAHAKAM ULU — Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) di Kalimantan Timur tak hanya dikenal dengan bentang alamnya yang cantik dan dikelilingi hutan tropis yang masih terjaga. Berada di hulu Sungai Mahakam, wilayah ini memainkan peran strategis dalam upaya konservasi salah satu satwa paling langka di Indonesia: badak Kalimantan.
Dengan wilayah yang masih didominasi tutupan hutan primer, Mahulu menjadi habitat alami bagi berbagai satwa liar, termasuk badak yang populasinya kini dalam kondisi kritis dan terancam punah. Meski demikian, tekanan dari aktivitas manusia seperti perambahan hutan, perburuan, dan alih fungsi lahan tetap menjadi tantangan nyata di lapangan.
Bupati Mahakam Ulu, Angela Idang Belawan, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen kuat menjaga kelestarian lingkungan, hutan, dan habitat satwa liar, termasuk badak.
“Mahulu adalah benteng terakhir keanekaragaman hayati kita. Tugas kita adalah memastikan hutan tetap berdiri dan habitat badak terlindungi. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat,” ujarnya.
Angela mengatakan, Pemkab Mahulu terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah pusat, BKSDA, lembaga konservasi, hingga masyarakat adat yang selama bertahun-tahun menjadi penjaga hutan.
“Kami berkomitmen mempertahankan hutan Mahulu yang masih perawan dan memastikan bahwa generasi mendatang tetap bisa melihat kekayaan alam ini,” tambahnya.
Selain menjaga kawasan konservasi, Mahulu juga mendorong program pengawasan partisipatif, patroli bersama, serta penguatan peran masyarakat kampung agar perambahan dan perburuan dapat dicegah sejak dini.
Dengan posisinya sebagai hulu Mahakam dan salah satu kantong habitat alami badak, Mahulu menjadi wilayah kunci dalam memastikan satwa langka tersebut tidak hilang dari Pulau Kalimantan.

