Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) terus melakukan pembenahan untuk memenuhi berbagai indikator Kabupaten Layak Anak (KLA). Sejumlah aspek dinilai masih membutuhkan penguatan, mulai dari ketersediaan fasilitas ramah anak hingga penyempurnaan regulasi di tingkat daerah.
Analis Kebijakan Ahli Muda Dinas Sosial Mahulu, Salbiah, menjelaskan bahwa proses pemenuhan indikator dilakukan secara bertahap sesuai kondisi daerah. Ia menyebut masih ada fasilitas publik yang perlu ditingkatkan, seperti ruang bermain, taman baca, serta sarana pendukung bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus.
“Ruang bermain yang pernah dibangun pada 2019–2020 perlu dilakukan penyesuaian karena belum memenuhi standar keamanan. Penataan ulang nantinya akan mengikuti konsep Ruang Bersama Indonesia (RBI) dari Kementerian PPPA,” terangnya.
Di sisi administrasi, Dinas Sosial menilai beberapa indikator dapat dipenuhi melalui penerbitan Surat Keputusan, termasuk SK kawasan tanpa rokok, sekolah ramah anak, dan ruang publik ramah anak. Langkah ini disebut menjadi dasar untuk mendukung indikator lain yang membutuhkan anggaran lebih besar.
Sebagai bagian dari penguatan kolaborasi, Dinsos juga mengajak perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Mahulu untuk berpartisipasi melalui program CSR. Sebanyak 37 perusahaan telah terdata dan akan mengikuti sosialisasi pada awal Desember.
“Kami mendorong pemenuhan indikator yang memungkinkan untuk dicapai lebih awal, sambil terus berkoordinasi dengan OPD terkait,” ujar Salbiah.
Dinsos berharap pada tahun 2026 semakin banyak indikator yang terpenuhi sehingga Mahakam Ulu dapat mendekatkan diri pada predikat Kabupaten Layak Anak dan menghadirkan lingkungan tumbuh kembang yang lebih baik bagi seluruh anak.

