TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) menyatakan kesiapannya menjadi daerah percontohan penerapan program desa tematik di Kalimantan Timur. Komitmen ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah provinsi dalam mempercepat pembangunan desa berbasis potensi lokal dan partisipasi masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menegaskan bahwa pihaknya siap menyinergikan seluruh program tematik dengan rencana kerja pembangunan daerah. DPMD Kukar juga telah melakukan pemetaan potensi dan kesiapan desa untuk mendukung pelaksanaan program ini.
“Desa tematik adalah strategi percepatan pembangunan berbasis kekhasan wilayah. Kukar siap menjadi contoh penerapan, karena sebagian konsepnya sudah kami jalankan dalam program pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi desa,” ujarnya.
Program desa tematik mencakup sembilan bidang prioritas seperti Desa Digital, Desa Wisata, Desa Ekspor, Desa Ramah Lingkungan, Desa Ramah Perempuan dan Anak, hingga Desa Tangguh Pangan. Setiap desa didorong untuk fokus pada satu tema utama yang sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayahnya.
Menurut Arianto, penerapan desa tematik akan memperkuat kapasitas pemerintahan desa sekaligus mempercepat kemandirian masyarakat melalui pengelolaan sumber daya lokal secara berkelanjutan.
“Pendekatan tematik memudahkan desa dalam menentukan prioritas pembangunan dan memaksimalkan manfaat dana desa,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, DPMD Kukar menyiapkan langkah konkret berupa pemetaan potensi unggulan desa, penguatan kapasitas aparatur desa, serta sinkronisasi pendanaan melalui program bantuan keuangan provinsi dan kabupaten.
Selain itu, kerja sama lintas sektor juga menjadi fokus utama. DPMD Kukar terus berkoordinasi dengan OPD lain, BUMD, dan pihak swasta agar program desa tematik dapat diintegrasikan dengan pembangunan infrastruktur, energi, dan layanan dasar di pedesaan.
“Dengan sinergi lintas sektor dan dukungan provinsi, kami optimistis Kukar bisa menjadi pilot project desa tematik di Kalimantan Timur. Harapannya, pembangunan desa tidak hanya cepat, tetapi juga lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutur Arianto.(adv)