UJOH BILANG — Upaya peningkatan keselamatan jalan di Mahakam Ulu kini semakin diperluas menyasar kalangan remaja. Pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Mahakam Ulu sebelumnya telah turun ke sejumlah sekolah tingkat SMP dan SMA untuk memberikan penyuluhan langsung tentang keselamatan berkendara dan etika berlalu lintas.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjawab fenomena meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di kalangan pelajar, terutama di wilayah pedalaman yang mobilitasnya dilakukan tanpa banyak pengawasan. Banyak di antara mereka yang sudah mengendarai sepeda motor ke sekolah meski belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai aturan berkendara. Kondisi itu dinilai berpotensi menimbulkan kecelakaan, sehingga dibutuhkan edukasi sejak dini agar mereka memahami tanggung jawab sebagai pengguna jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Mahakam Ulu, Fransiskus Xaverius Lawing, mengatakan bahwa penyuluhan keselamatan berlalu lintas kepada remaja menjadi langkah penting untuk mencegah risiko kecelakaan sejak awal. Mereka memasuki usia yang mulai aktif berkendara, baik sebagai pengendara maupun penumpang, sehingga pemahaman tentang aturan jalan harus diberikan lebih serius.
“Kami memberikan sosialisasi di SMP dan SMA karena remaja adalah kelompok yang rentan terlibat kecelakaan jika tidak memiliki kesadaran berlalu lintas. Penyuluhan ini bertujuan agar mereka memahami tanggung jawab dan risiko di jalan raya,” ujarnya.
Dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung di sejumlah sekolah, tim Dishub memberikan penjelasan mengenai tata cara berlalu lintas yang benar, penggunaan helm dan kelengkapan berkendara, hingga potensi fatal akibat perilaku ugal-ugalan atau kebut-kebutan yang sering muncul di kalangan pelajar. Materi disampaikan dengan menekankan bahwa keselamatan tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menjaga keselamatan pengguna jalan lainnya.
“Remaja harus tahu bahwa kecepatan berlebih bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lainnya. Kami tekankan bahwa satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal,” tambah Fransiskus.
Selain fokus pada aturan berkendara, tim Dishub juga menekankan pentingnya etika di jalan, seperti menghormati pejalan kaki, tidak menyalip sembarangan, mematuhi lampu rambu lalu lintas, hingga kesadaran digital saat berkendara—misalnya tidak membuat konten video ketika sedang mengemudi yang belakangan marak terjadi di media sosial.
Sosialisasi berlangsung secara interaktif, dilengkapi sesi diskusi, pemutaran video keselamatan, hingga simulasi sederhana mengenai cara berkendara yang baik dan benar. Antusiasme pelajar terlihat dari banyaknya yang mengajukan pertanyaan, terutama terkait batas usia berkendara, risiko kecelakaan, dan aturan penggunaan kendaraan oleh pelajar.
Melalui kegiatan ini, Dishub berharap lahir generasi muda yang tidak hanya mengetahui aturan, tetapi juga benar-benar menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. Kesadaran tersebut diharapkan menyebar ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
“Kami ingin mereka bukan hanya tahu aturan, tetapi juga sadar dan mau menerapkan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Remaja adalah agen perubahan dan bisa menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya,” jelasnya.

