Terumbu Karang di Pelabuhan Bongkar Muat Batu Bara Ini Ternyata Sehat

Peneliti dan dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman, Muchlis Efendi, memang telah meneliti kawasan pesisir Kalimantan Timur sejak lama. Penelitian terbarunya di kawasan Pelabuhan bongkar muat batu bara atau shiploader milik PT Indominco Mandiri menemukan fakta menarik.

Di Tengah kegiatan bongkar muat yang dianggap membayakan lingkungan itu, ditemukan ekosistem pesisir yang baik tanpa gangguan limbah aktivitas pertambangan batu bara.

“Meski demikian, itu baru sebatas informasi awal soal keberadaan ekosistem pesisir yang baik seperti terumbu karang, padang lamun, dan mangrove,” kata Muchlis, Senin (2/9/2024).

Dia pun tetap menyarankan agar ada perlakuan tambahan di ekosistem pesisir yang baik. Apalagi ekosistem tersebut beririsan dengan industry yang memiliki aktivitas perairan yang padat.

Berdasarkan survei yang dilakukan sejak tahun 2021, di kawasan shiploader yang terletak di Desa Santan Ilir, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, ditemukan 12 titik terumbu karang. Kondisinya cukup baik dengan keanekaraman biota karang hingga ikan indikator karang.

Hingga tahun 2024, survei tetap dilakukan untuk menganalisasi kondisi sesungguhnya ekosistem pesisir sekitar. Analisis perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya untuk mengambil Langkah tindakan yang tepat agar kondisi ekosistem di sekitar wilayah kerja perusahaan tetap terjaga.

“Pada kegiatan survei ini hanya disampaikan justifikasi keberadaan potensi sumberdaya terumbu karang.  Dokumentasi yang diambil, hanya menunjukkan bahwa pada areal dekat daerah operasional wilayah pesisir eperusahaan masih memiliki terumbu karang yang masih hidup,” papar Muchlis menjelaskan hasil penelitiannya.

Alumni Program Doktor Manajemen Sumberdaya Pantai, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang ini menyebut keberadaan potensi sumberdaya pesisir khususnya terumbu karang yang telah di identifikasi memerlukan tindakan lanjutan.

“Tindakan tersebut berupa penentuan luas, kondisi atau status serta struktur komunitas dari masing-masing sumberdaya tersebut,” sambungnya.

Langkah ini, kata Muchlis, harus dilakukan sebagai upaya wujud kepedulian perusahaan terhadap kelestarian dan perlindungan sumberdaya terumbu karang yang ada. Juga sebagai acuan untuk tindakan lebih lanjut berupa pengelolaan yang dilakukan.

“Transplantasi terumbu karang sudah dilakukan dua kali yakni pada tahun 2022 dan 2023 dengan media tanam berupa meja,” ujarnya.

Transplantasi Terumbu Karang

Meski dalam kondisi baik, Muchlis tetap menyarankan dilakukan perlakuan tambahan untuk semakin meningkatkan kualitas ekosistem pesisir. Surveinya di tahun 2024 ini memang lebih fokus ke Analisa mendalam terkait keberadaan ekosistem pesisir di sekitar shiploader.

Analisa itu penting untuk mengetahui lebih detail kondisi terumbu karang dan lainnya. Sehingga langkah yang diambil untuk keberlanjutan ekosistem bisa tepat.

“Sebab survei yang kami lakukan sejak 2021 itu hanya untuk justifikasi keberadaan terumbu karang, kemudian berkembang ke ekosistem pesisir seperti mangrove dan padang lamun. Kita belum meneliti titik-titik lain di sekitarnya,” kata Muchlis.

Survei terumbu karang sendiri dimulai dari melihat citra satelit kemudian menentukan titik. Titik potensial kemudian diselami dengan peralatan menyelam hingga bisa dipastikan kebenaran keberadaan terumbu karang.

Sehingga belum semua kawasan pesisir di area kerja perusahaan yang didata. Masih perlu penanganan lebih lanjut untuk memastikan kondisi tersebut sambil menunggu hasil Analisa dari survei sebelumnya.

“Karena pengambilan data itu dilakukan pada titik-titik tertentu yang dijadikan perwakilan untuk jadi sampelnya. Sementara tidak seluruhnya dijadikan data,” tambahnya.

Muchlis menjamin metode survei dan penelitian yang dilakukannya merupakan metode terukur sesuai dengan aturan Kementerian, termasuk penentuan kondisinya setelah survei. Sehingga hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan perbaikan maupun rehabilitasi.

Ada beberapa indikator kawasan potensial terumbu karang perlu direhabilitasi. Berkaca pada area shiploader PT Indominco Mandiri, perlu dilihat kembali titik lain selain 12 titik terumbu karang yang telah disurvei.

“Jadi kalau secara realitanya dilihat pada daerah tertentu dengan luasan tertentu itu kondisinya kosong dan rusak, kemudian lokasinya tersebut pernah ada terumbu karangnya, dan lokasinya juga  sesuai kelayakan terumbu karang, maka di daerah tersebut itu biasanya dijadikan lokasi perbaikan rehabilitasi, baik menggunakan transplantasi maupun terumbu buatan,” papar Muchlis.

Jika ditarik ke ranah akademis, dosen Unmul yang sering menjadi instruktur transplantasi terumbu karang di berbagai kawasan pesisir di Kalimantan Timur ini mengakui tak perlu ada rehabilitasi jika kondisinya sudah baik.

“Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah semuanya pada kondisi yang sama?” katanya.

Transplantasi terumbu karang di area shiploader ini juga sudah dilakukan dua kali di dua titik berbeda. Pada tahun 2022, sebanyak 41 meja media tanam diturunkan di titik terumbu karang yang diberi nama C12.

“Pada tahun 2023 lalu, kita turunkan 50 meja di titik C5 dengan kedalaman 3 meter di bawah permukaan laut,” sebut Muchlis.

Langkah yang sudah diambil dalam menjaga dan merehabilitasi kawasan pesisir sudah cukup baik. Ini merupakan bagian dari kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.

“Juga bisa untuk meningkatkan nilai peringkat lingkungan dalam hal ini di dokumen Proper (rogram Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yang disampaikan perusahaan kepada KLHK,” sebutnya.

Di sisi lain, isu terumbu karang menjadi seksi sebab penanda kualitas ekosistem pesisir. Keberadaan terumbu karang yang baik, jadi penanda ekosistem di kawasan tersebut terjaga.

“Isu terumbu karang itu adalah isu internasional yang memang jadi perhatian dunia, sehingga juga bisa meningkatkan gengsi perusahaan di internasional,” pungkas Muchlis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *