Nusantara – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memperkuat komitmen pembangunan berkelanjutan dan inklusif dengan menandatangani dua perjanjian kerja sama strategis pada Kamis (26/06/2025). Dua proyek tersebut, yakni Penataan Kawasan Sepaku dan Penataan Kawasan Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau, menjadi bagian dari tahap kedua pembangunan IKN yang berfokus pada harmonisasi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Proyek Penataan Kawasan Sepaku mencakup pembangunan dua bangunan dan kawasan Pasar Sepaku, penataan koridor Sepaku sepanjang 1,5 km di WP IKN Barat, serta pembangunan sepuluh pos pengamanan di seluruh wilayah delineasi IKN. Proyek ini didanai APBN 2025 dengan nilai kontrak Rp124,3 miliar. Sementara itu, Penataan Kawasan Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau meliputi pembangunan nursery anggrek, rehabilitasi area glamping di KIPP 1A, infrastruktur PSSI, dan pusat riset Wanagama di KIPP 1B, dengan nilai kontrak Rp188,9 miliar, juga didanai APBN 2025. Kedua proyek ini akan berlangsung selama 189 hari, dari 26 Juni hingga 31 Desember 2025.
Plt. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Danis H. Sumadilaga, menegaskan bahwa proyek ini merupakan kelanjutan dari tujuh proyek jalan yang ditandatangani sebelumnya. “IKN kini memasuki tahap kedua pembangunan. Minggu lalu, kami menandatangani tujuh proyek jalan dan supervisinya. Ini merupakan kelanjutannya. Hari ini, kami lanjutkan dengan penataan kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau serta kawasan Sepaku. Seluruh pembangunan ini akan terus berlanjut hingga pengembangan kawasan yudikatif, legislatif, penyelesaian jalur distribusi air minum, serta jaringan jalan lainnya,” ujar Danis.
Danis menjelaskan bahwa Penataan Kawasan Sepaku dilakukan dengan pendekatan bottom-up, melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, seperti pemilihan model pasar melalui voting. “Proses menuju kontrak pekerjaan ini memakan waktu lebih dari setahun, karena dilakukan di tengah kehidupan masyarakat. Ini bukan pembangunan di lahan kosong. Pasar Sepaku, misalnya, merupakan pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Saya titip betul agar kualitas dan proses pengerjaan tidak mengganggu kehidupan masyarakat. Aktivitas ekonomi harus tetap berjalan. Harmonisasi ini sangat penting,” tegasnya.
Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin, menambahkan bahwa pedagang Pasar Sepaku akan direlokasi sementara selama pembangunan. “Kita kan mau bangun pasar di atas tanah desa, ndak mungkin membangun pasar sementara pedagang masih ada di situ. Oleh karena itu, mereka akan direlokasi sementara. Di mana? Di tanah asetnya provinsi. Saat ini kami sedang berkomunikasi untuk pinjam sementara. Sampai kapan? Sampai akhir tahun. Setelah masa konstruksi selesai, para pedagang akan kembali menempati pasar itu,” ungkap Alimuddin.
Untuk kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau, Danis menyebutkan bahwa area glamping akan dikembangkan menjadi ruang publik yang edukatif. “Kawasan glamping akan kita tingkatkan menjadi ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk edukasi, rekreasi, dan riset. Di kawasan ini terdapat hutan tropis yang memiliki potensi besar untuk dijadikan pusat pembelajaran dan penelitian kehutanan,” jelasnya.
Otorita IKN memastikan pengawasan ketat pada kedua proyek ini, bekerja sama dengan Kejaksaan Republik Indonesia untuk menjaga tata kelola yang transparan dan akuntabel. Dengan pendekatan holistik yang mengutamakan harmonisasi sosial dan pelestarian lingkungan, kedua proyek ini menjadi langkah nyata menuju visi IKN sebagai kota hijau dan kota rakyat yang inklusif.