KUKAR – Masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 telah dimulai. Setiap pasangan calon mulai mengorganisir kekuatan politik, termasuk menyebarkan program masing-masing, untuk menarik pemilih.
Di Pilkada Kabupaten Kutai Kartanegara, tiga pasang calon langsung turun berkampanye sejak hari pertama sesuai jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kutai Kartanegara. Seluruh pasangan calon memaksimalkan jadwal kampanye terbuka untuk bertemu dengan masyarakat.
Pasangan Edi Damansyah-Rendi Solihin berkampanye di Kecamatan Sangasanga, Selasa (1/10/2024). Sebanyak empat tempat di empat kelurahan di sambangi pasangan petahana ini.
Edi Damansyah di depan relawan dan warga yang hadir menyampaikan optimismenya. Bahkan dia menyebut elektabilitas berdasarkan hasil survei terbaru yang mereka pegang mencatat angka 62 persen.
“Itu data survei. Ada survei beberapa lembaga. Jadi kami ini fokus pada relawan dan pendukung. Jadi ini silaturahmi khusus, dalam rangka penguatan, dalam rangka menyatukan kekuatan, bagaimana manajemen kerja,” kata Edi usai berkampanye di Kelurahan Sangasanga Dalam.
Politisi PDI Perjuangan ini, berdasarkan hasil survei tersebut, menyebut akan fokus pada simpul-simpul relawan dan tim pemenangan. Sehingga kesempatan di massa kampanye bisa dimaksimalkan untuk menyampaikan visi pasangan ini kepada masyarakat.
Selain menyampaikan pilar utama program untuk periode kedua di hadapan masyarakat dan pendukungnya, Edi Damansyah menekankan pendidikan politik untuk warga. Dia mengingatkan, Pilkada hanyalah agenda politik rutin.
“Jangan sampai Pilkada memecah belah, tidak ada proses pendidikannya di sana. Makanya kami membawa kerja politik itu riang gembira, politik yang bermartabat, tidak membangun narasi menjelek-jelekkan pihak lain. Itu bagian dari upaya kami memberikan pendidikan politik,” papar Edi.
Meski semua calon, termasuk dirinya, punya usaha untuk menang, namun Edi mengingatkan pendukungnya untuk membangun politik yang bermartabat. Politik bermartabat yang dimaksud adalah politik yang menghargai diri sendiri serta menghargai orang lain.
“Jangan sampai nanti seseorang itu hanya dinilai dengan rupiah. Ini adalah sebuah kesadaran politik yang terus berproses sebagai bagian dari pendidikan politik itu,” pungkasnya.