Loa Janan Gairahkan Ekonomi Kreatif dengan Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah

Kutai Kartanegara – Gairah pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), semakin terasa. Wilayah ini berupaya menancapkan diri sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif yang potensial di Kaltim, dengan mengandalkan sinergi antara pemerintah kecamatan dan komunitas lokal.

Heri Rusnadi, Camat Loa Janan, menyatakan bahwa kunci utama dalam membangun sektor ekonomi kreatif (ekraf) adalah kolaborasi aktif antar pelaku kreatif, pemerintah, dan masyarakat. Ia menilai, partisipasi aktif dari warga menjadi fondasi kuat yang membuat ekosistem kreatif bisa tumbuh secara berkelanjutan.

“Setiap bulan, kami menggelar Forum Group Discussion (FGD) agar pelaku kreatif bisa saling bertukar ide dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor. Ini menjadi forum yang efektif untuk menguatkan subsektor seni dan menciptakan peluang baru,” ujar Heri saat diwawancara Selasa (15/07/2025).

Menurutnya, Loa Janan memiliki potensi besar di sektor seni pertunjukan dan seni rupa. Salah satu contoh perkembangan yang menarik adalah munculnya tren airbrush di kendaraan seperti truk, yang sebelumnya hanya terbatas pada mural di tembok.

“Kita bisa lihat panggung-panggung kreatif di desa-desa mulai aktif kembali. Semangat ini luar biasa, karena bukan hanya mendongkrak ekonomi, tapi juga menunjukkan identitas budaya masyarakat,” tambahnya.

Dalam upaya mendukung perkembangan ini, tahun ini pemerintah kecamatan memberikan kepercayaan kepada komunitas kreatif untuk mengelola festival tahunan. Harapannya, desa-desa bisa menjadi pusat aktivitas seni dan budaya yang mandiri.

“Dengan sinergi bersama Dinas Pariwisata Kukar, kami memberi ruang lebih luas kepada komunitas untuk berkarya. Ke depan, kami ingin setiap desa mampu menginisiasi kegiatan kreatifnya sendiri,” ujarnya optimis.

Salah satu perhelatan budaya yang berhasil menyedot perhatian publik adalah penyelenggaraan festival yang dibuka dengan tradisi Grebeg Suro. Menurut Heri, ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi kreatif.

“Budaya adalah akar, dan kreativitas adalah buahnya. Keduanya harus dirawat bersama,” tutupnya.

Dengan pendekatan gotong royong dan keterlibatan masyarakat yang luas, Loa Janan berambisi menjadi contoh pengembangan ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah Kukar.(adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *