Petani Milenial PPU Hanya 10-15 Persen, Dinas Pertanian Siap Lakukan Pendampingan

PENAJAM – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Andi Traso Diharto, mengungkapkan bahwa di tengah gencarnya pelaksanaan program-program dan pemberian bantuan untuk sektor pertanian di PPU, program petani milenial masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Menurut Andi Traso, minat generasi muda di PPU untuk terjun ke dunia pertanian masih sangat rendah, diperburuk dengan kelangkaan pupuk yang kerap terjadi.

Andi Traso, yang akrab disapa Traso, menyatakan bahwa program petani milenial di PPU saat ini hanya diikuti oleh sekitar 10 hingga 15 persen dari total populasi petani. “Jumlah petani milenial di PPU masih sangat kecil. Ini menjadi tantangan besar bagi kami,” ujarnya saat ditemui pada Senin, (02/09).

Ia menambahkan bahwa kelangkaan pupuk sering kali menjadi salah satu faktor yang membuat generasi muda enggan berkecimpung dalam bidang pertanian. Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Pertanian PPU secara rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan pupuk organik sebagai alternatif.

Selain itu, Traso menjelaskan bahwa sebagian besar petani milenial di Benuo Taka lebih memilih untuk menanam tanaman holtikultura seperti sayur-sayuran, cabai, dan tomat. “Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil pertanian dengan cara yang lebih efisien dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret, Dinas Pertanian PPU berencana untuk terus membina dan membimbing petani milenial dalam penggunaan pupuk organik. Traso menekankan bahwa pihaknya tidak ingin petani hanya bergantung pada pupuk kimia. “Kami akan memberikan pembelajaran dan pendampingan melalui petugas lapangan yang sudah disiapkan,” tutupnya.(adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *