Di tengah keindahan Pulau Maratua, tersembunyi sebuah permata ekowisata di Kampung Payung-payung bernama Danau Haji Buang. Danau seluas 14 hektar ini, yang dikelilingi hutan tropis lebat dengan tajuk rapat, menawarkan pengalaman wisata yang unik dan berbeda dari destinasi populer seperti Danau Kakaban.
Nama danau ini berasal dari Haji Buang, tokoh lokal yang memiliki sejarah dengan danau ini, menambah nuansa kultural pada pesonanya. Berbeda dengan Danau Kakaban yang telah mendunia, Danau Haji Buang menyuguhkan suasana sepi, teduh, dan mistis dengan airnya yang cenderung gelap, menciptakan petualangan yang memikat sekaligus menantang.
Menurut laporan Mongabay Indonesia (2023), Danau Haji Buang adalah salah satu danau air payau di Maratua yang menjadi habitat tiga jenis ubur-ubur tak menyengat yaitu Mastigias papua (coklat), Aurelia aurita (transparan), dan Cassiopea andromeda (putih bening).
Ketiga spesies ini hidup harmonis di ekosistem danau yang terisolasi, sebuah fenomena langka yang juga ditemukan di Danau Kakaban.
“Ubur-ubur di Danau Haji Buang tidak sebanyak di Kakaban, tetapi suasana danau yang lebih tenang memberikan pengalaman eksklusif bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keaslian alam,” kata Sujono, sang penjaga Danau, kepada media ini pada November 2024 silam.
Keunikan Danau Haji Buang juga tercermin dari karakteristik lingkungannya. Berdasarkan publikasi Jurnal Kelautan Tropis (2024), danau ini memiliki kedalaman rata-rata 3–5 meter dengan kadar salinitas yang lebih rendah dibandingkan laut di sekitarnya, menciptakan kondisi ideal bagi biota unik seperti ubur-ubur tak menyengat.

Hutan tropis yang mengelilingi danau tidak hanya memberikan kesan mistis, tetapi juga berperan sebagai penyangga ekosistem, menjaga kualitas air dan keanekaragaman hayati.
“Berenang di danau ini seperti menyelami dunia lain. Airnya yang gelap dan hutan yang rapat menciptakan pengalaman petualangan yang tak terlupakan,” kata Sujono, menggambarkan daya tarik danau ini.
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berperan besar dalam mengembangkan potensi ekowisata Danau Haji Buang secara berkelanjutan. “Untuk ekowisata, kami fokus pada penguatan kapasitas masyarakat dan pengelolaan produk wisata. Kami mendampingi Pokdarwis untuk menerapkan SOP yang memastikan pelaku wisata, termasuk pemandu, menjaga alam Maratua dengan bijak,” kata Andi Trisnawati, Koordinator Program Ekonomi Biru YKAN.
Pendekatan ini mencakup pelatihan manajemen wisata, edukasi lingkungan, dan penguatan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) di empat kampung di Kecamatan Maratua, termasuk Payung-payung. Sejak 2021, melalui program SIGAP (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan), YKAN juga mendampingi kelompok perempuan dan UMKM untuk mengembangkan produk olahan perikanan yang ramah lingkungan, memperkuat ekonomi lokal tanpa merusak alam.
Namun, tantangan besar tetap mengintai Maratua. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2024), sekitar 50% terumbu karang di wilayah ini telah rusak akibat praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bom ikan dan racun. Kerusakan ini mengancam ekosistem laut, termasuk danau-danau seperti Haji Buang yang bergantung pada keseimbangan ekologi kawasan.
Adriansyah, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Payung-payung menegaskan Pokdarwis Payung-payung saat ini menerapkan prinsip 3E: Ekonomi, Ekologi, dan Edukasi.
“Kami ingin wisatawan tidak hanya menikmati keindahan Danau Haji Buang, tetapi juga memahami pentingnya menjaga alam,” katanya.
Edukasi lingkungan juga menyasar anak-anak sekolah untuk menanamkan kesadaran konservasi sejak dini. Selain itu, pengelolaan danau dilakukan dengan ketat, termasuk pembatasan jumlah pengunjung per hari untuk mencegah tekanan berlebih pada ekosistem.
Danau Haji Buang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi simbol komitmen masyarakat Maratua dalam menjaga warisan lingkungan mereka. Dengan pendampingan YKAN dan semangat komunitas lokal, danau ini membuktikan bahwa ekowisata dapat menjadi jembatan antara pelestarian alam, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikan lingkungan.
Bagi wisatawan yang mencari petualangan autentik di tengah keaslian alam dan budaya, Danau Haji Buang adalah destinasi yang wajib dikunjungi.